Worldosint.com – Organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Bela Tanah Adat (GARBETA) bersama elemen masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara menyatakan sikap tegas menolak segala bentuk provokasi, adu domba, dan konflik kepentingan politik yang berpotensi merusak tatanan sosial dan kerukunan di wilayah Provinsi Bengkulu.

Pernyataan ini disampaikan dalam forum terbuka yang digelar GARBETA bersama tokoh adat, tokoh pemuda, dan perwakilan masyarakat desa, sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk menjaga stabilitas sosial dan integritas lokal menjelang masa transisi politik nasional maupun daerah.

“Kami dari GARBETA bersama masyarakat Bengkulu Utara berdiri tegak untuk menolak segala bentuk provokasi dan konflik politik yang bisa memecah belah masyarakat. Persatuan adalah pondasi kita menjaga tanah adat dan kedaulatan rakyat,” tegas Ketua GARBETA, Suzandiki, Sabtu (19/4/2025).

Suzandiki juga menekankan pentingnya menjaga netralitas ruang sosial serta membangun dialog damai antarwarga di tengah dinamika politik yang mengemuka menjelang tahun politik.

“GARBETA tidak akan menjadi alat politik praktis. Kami justru menjadi garda terdepan menjaga harmoni, dan memastikan masyarakat adat tidak menjadi korban konflik kepentingan elit,” ujarnya.

GARBETA, yang telah terdaftar resmi di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bengkulu Utara, menyatakan siap berkolaborasi dengan semua pihak untuk meredam potensi gesekan sosial yang bersumber dari polarisasi politik.

Forum tersebut juga menghasilkan seruan bersama agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh informasi menyesatkan di media sosial maupun hasutan pihak-pihak yang ingin memecah belah persatuan.

“Kita tidak ingin sejarah konflik horisontal terulang. Mari kita jaga Bengkulu sebagai rumah besar semua suku, agama, dan kelompok masyarakat,” ujar salah satu tokoh adat yang turut hadir dalam pertemuan itu.

GARBETA mengajak seluruh komponen daerah, termasuk tokoh agama, perangkat desa, dan pemuda, untuk terus menjaga semangat persaudaraan serta menolak segala bentuk kekerasan dan ujaran kebencian, baik di ruang nyata maupun digital. (Adv)

Pewarta: Joni/Restu Edi

Editor : Masya Heri

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here